Murai
Batu dikenal dengan kicauannya yang indah, ekor yang menjuntai panjang
serta salah satu burung yang cerdas, Murai batu bisa dengan mudah
menirukan suara burung lainnya, maka dari itu, makin hari semakin banyak
mpminat burung yang satu ini. tidak heran permintaan Murai batu semakin
banyak setiap hari, hal tersebut tidak diimbangi dengan penangkapan
yang berazaskan konservasi, sehingga saat ini, kita kesulitan untuk
menemukan Mura Batu di alamnya, dahulu, banyak Murai Batu yang
didatangkan dari Pasaman, Bohorok, Sibolga dll di Sumatera Utara untuk
dikumpulkan di medan (akhirnya di beri lebel Murai batu Medan) yang
selanjutnya dikirim ke Jawa, namun dengan menipisnya Murai Batu di
daerah tersebut, atau bahkan ada beberapa jenis yang katanya sudah
punah, setelah itu Murai Batu mulai didatangkan dari Aceh, maka sekarang
yg di namakan dengan Murai batu Medan sebenarnya berasal dari Aceh.
Menurut penuturan seorang sahabat dalam 2 tahun ini, populasi Murai Batu
Aceh juga menurun tajam, hal tersebut bisa dlihat dengan kenaikan harga
yang sangat signifikan dan juga sulitnya mencari Murai Batu di Aceh,
meski itu langsung ke pemikat.
Maka dari itu, tentunya kita tidak mau Murai Batu Aceh juga punah seperti Murai batu dari daerah lain.
Seiring
makin berkurangnya polulasi Murai Batu dan juga berkurangnya tempat
hidup serta habitat Murai Batu dialam seperti ulasan diatas, sudah
semestinya kita mulai berusaha untuk menangkar Burung yang indah ini.
Selain itu juga untuk melestarikan Mura Batu dialamnya dan kita boleh
berharap dengan adanya program penangkaran, maka kita harapkan
kelestarian Murai Batu akan tetap terjaga, sehingga pada akhirnya anak
cucu kita bisa melihat dan mendengar Murai Batu langsung di alamnya,
bukan hanya melihat dari buku dan televisi...
Murai batu (MB)
merupakan burung yang cerdas dengan anatomi tubuh yang sangat indah,
dengan ekor panjangnya dan suaranya yang merdu serta gayanya yang aduhai
saat bunyi bisa memikat siapa saja penggemar burung berkucau, maka tak
heran banyak perburuan ang dilakukan demi mendapatkan burung yang satu
ini, dan alhasil populasi burung MB dialamnya semakin menipis.
PERSIAPAN PENANGKARAN
Mengenal jenis kelamin MB
Pertama
tama dalam penangkaran MB yang harus kita ketahui adalah membedakan
antara Mb jantan dan betina, dan saya rasa semua rekan sudah
mengetahuinya, namun tidak ada salahnya saya akan memberikan cir ciri
antara MB jantan dan MB betina.
MB JANTAN
- Tubuh besar
- Warna bulu tegas hitam pekat pada kepala dan punggung serta merah tua atau kecoklatan
- Ekor yang panjang lebih dari 17 cm
- Memiliki variasi suara yang banyak serta volume yang keras
- Biasanya jika kualitas bagus akan menantang jika bertemu dengan MB lain serta burung type
fighter seperti Kacer atau Tledekan
Untuk memudahkan maka ini ada gambar MB jantan
foto Murai Batu Jantan apabila dilihat dari dekat
MB BETINA
- Tubuh kecil
- Warna bulu pudar dan tidak setajam MB jantan dan terkadang sangat pudar meskipun ada beberapa yang sangat mirip dengan jantan
- Ekor lebih pendek dari Mb jantan panjang kira kira 10 s.d 15 cm, meskipun ada beberapa yg lebih panjang
- Suara kecil dan tpis, kadang hanya monoton atau ngeban ngeban
- apabila betian sudah siap kawin, apabila didekatkan dengan jantan maka akan ngeper
Untuk memudahkan, maka ini adalah gambar MB betina
ini satu lagi foto Murai Batu betina
ini foto close up betina dari dekat, untuk memudakan membedakan dengan Murai batu jantan
Yang
terpenting dalam proses ini dalah kita pastikan bahwa kedua Mb tersebut
sudah siap untuk dijodohkan, kita bisa mengetahui MB tersebut siap atau
tidak tergantung dari umurnya, untuk MB jantan pastikan umur diatas 1,5
tahun untuk Mb hasil tangkaran dan minimal ngurak 2 kali atau 2 tahun
untuk MB hasil tangkapan dan untuk Mb betina umur di atas 1 tahun, namun
untuk Betina hasil tangkaran, tidak jarang saat usia 7 atau 8 bulan MB
sudah birahi dan siap dijodohkan.
Selain itu kita bisa mengetahui MB
tersebut siap jodoh jka sudah sangat gacor atau lebih Gacor dari
biasanya dan untuk Mb betina biasanya jika didekatkan dengan MB jantan
maka akan sedikit nambak dan neriwik disertai dengan ngeper.
terkadang Murai Batu yang merasa cocok dengan pasangannya akan saling menyahut apabila salah satu berkicau
ini adalah video ciri dari murai batu betina yang sudah siap, ditandai dengan ngeper
Menyiapkan kandang penangkaran
Untuk
kandang penangkaran, kita bisa membuat dengan ukuran Panjang x Lebar x
tinggi = 2m x 1,5m x 2m, namun semua tergantung dari ketersediaan lahan,
karena penangkaran saya ada yang luas dan ada pula yang sederhana, yang
penting kandang dapat membuat Pasangan Mb merasa nyaman dan betah.
Kandang harus aman dari binatang predator seperti kucig atau tikus,
untuk itu, hindarkan membuat kandang pada tempat tempat yg sering
dilalui binatang tersebut atau bisa juga menutup jalan yg dilalui
binatang pemangsa tersebut dan sebisa mugkin indukan MB tidak melihat
lalu lalang binatang binatang tersebut. Dinding kandang bagian
sekeliling terutama depan bisa ditutup minimal 1 s.d 1,5m dqari bawah
untuk mencegah hal tersebut, dan jika kita memiliki beberapa pasang
indukan, kita harus bisa menutup sekat pemisah serapat mungkin, karena
sedikit celah yang meungkinkan kedua pasang saling lihat, maka kedua
pasangan induk bisa saling berantem dan tidak fokus untuk melakukan
reproduksi.
foto by David De Souza collection
dengan kandang seperti dibawah inipm Murai batu juga bisa produksi
ini juga kandang yang bagus
Kelengkapan lainnya yang harus dipenuhi adalah:
1. Tempat pakan dan minum
Diusahakan
tempat pakan dan minum jauh dari tangkringan sehingga tidak terkena
kotoran burung utuk menjaga kebersihan dan kesehatan burung, untuk
tempat pakan, terurama EF jauhkan dari jangkauan sarangga atua semut
yang bisa mengerubuti EF, hal ini bisa dsiasati dengan pemberian minyak
pada tiang penyangga atau yang penting diusahakan pakan tidak dapat
dijangkau semut dan serangga. nah, jika memang perlu, lebih baik
dipisahkan antara tempat pakan untuk Voer dan EF, begitupun dengan EF,
sebisa mungkin dipisahkan antara tempat kroto, jangkrik, ulat, maupun
cacing.
2. Keramba atau tempat mandi
Buat
keramba senyaman mungkin dan MB betah ntuk mandi,karena proses mandi
juga bisa memicu birahi atau menurunkan birahi kedua indukan, usakan
keramba air diganti setiap hari
3. Glodok atau sarang
Glodok
bisa dibuat dari kayu dibentuk seperti pada sarang kenari atau LB, bisa
juga dari batok kepala, dan tidak mentup kemungkinan dari besek atau
bahan yang lain selama MB mau membuat sarang ditempat tersebut.
Disarankan agar memberikan alternatif pada indukan dengan memberikan
beberapa sarang pada Mb. Posisi sarang diusahakn lebih tinggi dari
kapala kita dan diusahakan ditempat paling aman dan nyaman.
Ini gambar model sarang
merupakan beberapa gambar jenis glodok atau tempat sarang....
dapat dari anyaman bambu...
Foto oleh David De Souza collection
glodok kotak seperti ini juga bisa
Foto oleh David De Souza collection
seperti ini bisa juga
Foto oleh David De Souza collection
sarang seperti ini juga mau MBnya menempati
Foto oleh David De Souza collection
atau kotak seperti ini juga bisa
4. Bahan sarang
Bahan
sarang bisa berasal dari rumput kering, daun pinus, dan juga bisa dari
sabut kelapa atau ijuk, kita biarkan saja indukan yang memilih bahan
sarang, kita tidak perlu membuatkannya karena indukan akan membuat
sendiri sarangnya, kita hanya menyebar dilantai kandang dan betina jika
sudah siap telur akan mengangkat dan mulai membuat sarang, dapat pla
sebagai pancingan kita masukkan beberapa bahan pasa kotak saang dan
membiarkan indukan yang menatanya.
salah satu bahan sarang dari jerami...
foto oleh David De Souza Collection
dari daun pinus kering juga bisa,
dari
sabut kelapa, namun kita harus lebih sabar untuk membuat sabut kelapa
sehalus mungkin agar induk Murai Batu dapat dengan mudah mengangkutnya
bisa
juga disediakan bahan bahan lain, seperti rumbut kering, daun Bambu,
ijuk dan lain sebagainya, intinya Murai Batu akan memanfaatkan semua
bahan yang ada di sekitarnya untuk bisa dibuar sarang, bahkan tali
rafian dan benangpun akan dijadikan sarang.
namun lebih baik berikan bahan yang mudah di tata dan juga halus seperti daun pinus.
PENJODOHAN
Setelah kita mengetahui ciri dari MB jantan dan betina, maka langkah selanjutnya adalah Penjodohan.
Penjodohan
merupakan langkah yang menurut sebagian breeder merupakan masa yang
paling sulit serta membosankan, tidak jarang pada masa ini sampai dengan
produksi pertama mereka menyarah dan akhirnya tidak melanjutkan program
ternak mereka.
Menurut beberapa teman penangkar dan berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa metode dalam proses penjodohan MB
Namun
yang umum digunakan adalah dengan menempatkan kedua calon indukan pada
kandang soliter dan mendakatkan satu dengan yang lain, setelah kedua
calon induk mau tidur berdampingan, serta bunyi dan tekadang saling
menyahut (meski tidak selalu) kita bisa mulai memasukan dalam satu
sangkar sambil selalu kita pantau, jika ternyata sudah akur, maka bisa
kita coba masukkan pada keramba dam membiarkan mereka mandi, namun
terkadang langkah ini sering dilewati dan jika ternyata indukan sudah
terlihat jodoh, maka langsung dimasukkan ke kandang ternak.
Untk
memasukkan dalam kandang ternak diusahakan dengan batina telabih dahulu
dengan tujuan agar betina lebih mengenal beradaptasi dengan
lingkungannya yang baru serta berjaga jaga jika nantinya dikejar dan
dihajar pejantan, maka betina bisa mencari tempat persembuyian. Setelah
selang beberapa lama, sekitar 5 s.d 10 menit kemudian, jantan bisa kita
masukkan ke kandang penangkaran. Dan jika bisa pelepasan dilakukan saat
senja, sehingga pasangan tidak keburu berantem dan akan lansung beranjak
tidur, namun masa ini kita harus selalu melakukan pemantauan dan jangan
sampai kedua indukan saling hajar dan sampai salah satu mati.
Jika
ternyata setelah dikandang besar indukan masih berantem, maka langkah
kita ulangi dari awal, atau juga kita bisa ganti pasangan, jika kita
memenag memiliki stok indukan lebih dari satu pasang.
Ada pula
penjodohan langsung dikandang penangkaran dengan membiarkan salah satu
indukan tetap di kandang besar dan menempatkan yaang lain dalam kandang
soliter.
Yang manapun prosesnya sah sah saja selama kedua indukan mau
berjodoh. Untuk masa waktu pejodohan, kita tidak bisa mematok harus
sekian hari atau sekian minggu, MB dapat jodoh dalam beberapa jam atau
satu hari, bisa juga dalam 1 minggu, namun tidak menutup kemungkinan
baru berjodoh dalam 1 bulan atau bahkan 1 tahun. Yang terpenting adalah
kesabaran kita.
sedikit tips,
Ketahui usia calon induk
baik jantan maupun betina, hal ini akan memudahkan kita dalam proses
penjodohan, jangan sampai kita menjodohkan betina yang masih belum siap
atau jantan yang masih terlalu muda, karena akan sia sia.
Upayakan memiliki calon induk betina lebih dari 1, untuk berjaga jaga apabila jantan tidak mau jodoh.
pilih
betina yang lenjeh dan mudah jodoh, ditandai dengan warna bulu dada
pudar dan saya juga tidak terlalu hitam, karena betina dengan ciri fisik
yang mirip jantan biasanya akan sulit jodoh.
lihat gerak gerik kedua
calon induk, upayakan melakukan penjodohan saat kedua calon memasuki
masa birahi. pejantan di tandai dengan gacor dan apabila bertemu dengan
betina akan mengeluarkan suara suara kecil dan merayu, bukan fighter,
dan betina ditandai dengan menyahut apabila mendegra suara jantan serta
akan ngeper apabila bertemu, hal tersebut akan mempermudah proses
penjodohan. dekatkan kira kira minimal 2 hari agar yakin bahwa kedua
calon induk benar benar sudah jodoh
gambar proses penjodohan...
penjodohan
bisa di awali dengan perkenalan, antara Murai jantan dan Betina
diperlihatken terlebih dahulu sbelum didekatkan, dari sini akan nampak
ketertarikan antara jantan dan betina, tidak jarang apabila tidak
tertarik dengan sang betina, jangan akan bersuara lantang dan ngefight,
tak jarang pula jantan acuh, namun jika jantan tertarik, maka dia akan
mulai merayu dengan mengeluarkan suara suara kecil
bisa
juga kedua induk langsung didekatkan, apabila sama sama tertarik, kedua
calon indk akan saling mendekat, tidak jarang betina minta di loloh
serta ngeper, dan jantan mendekatkan diri sambil terus bersuara kecil
dan merayu,
pastikan antara kedua induk jantan dan betina sudah benar benar jodoh cirinya adalah:
- jantan sudah sering mendekat begitupun betina
- saat malam keduanya tidur saling berdekatan
apabila suda ada tanda tanda seperti ini
coba untuk menyatukan dalam 1 sangkar, coba di pantau terus perkembangannya.
apabila
mereka sudah jodoh, maka keduanya tidak akan berkelahi, jadi apabila
kedua induk sudah disatukan dalam kandang besar dan tidak berkelahi,
maka itu sudah bisa disebut sebagai jodoh, mungkin ada saling sedikit
kejar kejaran dan malam juga tidur masih berjauhan, namun apabila sudah
tidak saling berkelahi, maka penjodohan bisa dikatakan berhasil.
Tips dalam pelepasan ke kandang penangkaran
- usahakan melepas induk betina terlebih dahulu untuk proses adaptasi
- lepas jantan 10 atau 15 menit kemudian,
- selalu pantau kedua indukan
- lepas kedua induk menjelang senja, jadi mereka jika belum begitu jodoh tidak berkelahi.
Perkawinan, bertelur dan penetasan
Setelah
induk jodoh yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya
meningkatkan birahi kedua induk Murai Batu sehingga cepat bereproduksi.
Pakan
sangat berperan dalam proses peningkatan birahi kedua induk Muai Batu,
pakan yang bisa diberikan untuk mendonngkrak birahi antara lain
- Jangkrik
- Kroto
- Cacing
- Ulat Hongkong
- Ulat Kandang
- Ikan kecil (Ikan cemplon)
Masih
ada bebarapa macam EF, namun untuk proses breeding kita jarang
mengunakan EF jenis ini. EF yang dimaksud adalah Kelabang, Ulat bambu,
belalang atau serangga lainnya
Untuk mendongkrak birahi, kita bisa
memberikan EF pada indukan, namun tidak semua pasangan MB akan birahi
dengan satu jenis EF, tergantung dari karakter MB itu sendiri, ada Mb
yang birahi jka diberikan jangkrik, namun ada pula yang birahi jika
diberikan Kroto, ada pula yang baru dapat birahi jika diberikan UH atau
UK, atau bahkan cacing. Jadi kita harus memahami karakter pasangan kita,
maka tidak ada salahnya kita berikan kombinasi EF sehingga proses
birahi bisa berlangsung secara bersamaan.
Kesulitan biasa terjadi
jika pasangan indukan adalah bekas burung lapangan, biasnya proses
penjodohan dan birahi lebih sulit, untuk solusinya, kita bisa mengetahui
settingan perawatan saat masih turun, dari settingan itu kita bisa
menambah porsinya dan membuat indukan tesebut bisa birahi
Dalam proses ini, yang terpenting adalah kita
tidak boleh pelit pada momongan kita
Saat
komposisi EF yangkita berikan telah menuhi syarat, memenuhi syarat
disini tidak harus banyak atau berlebih, meski beberapa kasus
mengharuskan demikian, namun yang dimaksud adalah EF kita berikan dapat
memacu birahi kedua pasang indukan
Adapun ciri ciri indukan yang birahi adalah:
-
Induk jantan lebih sering berkicau dan lebih gacor daripada biasaya,
bahkan Mb yang awalnya ga bunyi atau diam akan menjadi gacor juga saat
MB dalam keadaan birahi, begitu pula induk betina menjadi sering
berkicau dan menyahut suara pejantan, bahkan jika kita mendekat pejantan
yang lain, betina yangg birahi akan langsung menyahut dan mendekat.
- Induka jantan akan sering masuk dalam sarang dan terkadang sambil ngerwik kasar memaggil betinanya
-
pejantan akan lebih mengalah kepada betina, terkadang jantan akan
membiarkan betina merebutmakanan yang diperolehnya, atau bahkan
terkadang jantan meloloh betinanya,... lalu jantan akan segera mencari
makanan yang lain...
- Saat birahi memucak, pajantan agan sangat
gacor sambil mengeluarkan suara ngerol seperti air mancur, atau
istilahnya airmancuran sampai nunduk nunduk..., jika sudah seperti ini,
bisanya tidak akan lama lagi kedua indukan akan kawin
- Indukan
betina akan mengangkut bahan sarang dan saat birahi memuncak, betina
akan sangat nggeget ( menggigit bahan sarang atau leler dengan pangkal
paruh, bukan dengan ujung paruhnya) jika ini sudah terjadi, aka tidak
akan lama lagi akan segera bertelur.
gambar kedua indukan yang
telah birahi...terlihat indukan jantan berkicau dan berusaha memikat
hati betina dan betina terlihat ngeper sampai sedikit terbang, biasanya
setelah ritula itu, jantan adkan sedikit mengejar betina dan
berlangsunglah perkawinan...
ini ada video juga dari sahabat peternak dari Singapura bagaimana Murai Batunya sedang dalam puncak birahi
Video Oleh David De Souza Collection
dalam
masa ini kita memang harus bersabar, proses dari mulai jodoh sampai
dengan produksi memiliki masa yang relatif, bisa jadi dalam 2 minggu
induk betina sudah betelur, namun tidak menutup kemungkinan memakan
waktu 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan, bisa juga sampai dengan 1 tahun.
kendala
lainnya adalah telur yang tidak dibuahi. banyak juga induk betina sudah
bertelur, namun sampai 14 hari lebih setelah di erami tidak juga
kunjung menetas, ternyata telur tersebut tidak dibuahi alias kosong, hal
tersebut bisa diakibatkan pada saat terjadi perkawinan, sperma jantan
tidak masuk ke kloaka betina, sampai akhirnya pada proses terjadinya
telur masih belum terjadi pembuahan.
bisa juga telur tidak menetas
karena infertil, bisa disebabkan sperma Murai Jantan terlalu lemah atau
Jantan letoy, dalam hal ini sel sperma jantan terlalu lemah sehingga
tidak sanggup untuk membuahi ovum, akhirnya terlur yg dihasilkan menjadi
infertil. solusi bisa dilakukan dengan memberikan probiotik khusus
breeding untuk menguatkan spermanya, bisa juga pakan diracik sendiri.
namun jika masih juga tetap. maka jantan perlu di ganti.
Foto oleh David De Souza Collection
induk
betina Murai batu akan bertelur sebanyak 2 sampai dengan 6 butir sekali
produksi. telur tersebut akan dierami selama kurang lebih 14 hari,
setelah masa itu, telur akan menetas. untuk berjaga jaga, agar nantinya
kita bisa tahu apabila anakan tela menetas, dan jangan sampai kekurangan
pakan, kita bisa mulai memberikan pakan lebih banyak terutama kroto,
ulat, dan jangkrik pada masa eraman hari ke 10. untuk berjaga jaga. kita
bisa mengetaui telur telah menetas dengan melihat cangkang yang dibuang
oleh induk. perlu diketahui bahwa induk akan membuang cangkang dengan
radius yang terjauh dari sarangnya, jadi kita bisa mengetahui telur
sudah menetas dari cangkang yang dibuang oleh induk
berikut adalah cangkang yang dibuang oleh induk setelah telur menetas
PROSES PRODUKSI
Telur
dierami selama kurang lebih 14 hari, selama masa pengeraman ini
usahakan sekitar kandang dikondisikan setenang dan senyaman mungkin bagi
induk untuk mengeram. sedikit gangguan, longkungan yang tidak tenang,
serta adanya gangguan dari hewan lain, maka bisa jadi telur akan dibuang
atau induk tidak mau mengerami telur kembali, itulah pentingnya saat
penjodohan, kita benar benar seektif memilih induk betina, pilih yang
sudah jinak, atau bahkan sangat jinak, hal ini mutlak untuk induk
betina. karena kadang kita asal untuk memilih betina, yang kita
prioritaskan adalah induk Murai Batu jantan yang bagus, namun yang perlu
diingat adalah betina juga sangat perperan dalam proses produksi,
bahkan nanti gen yang diturunkan kepada anakan adalah 60% gen dari induk
betinanya.
Setelah 14 Hari di erami induk, telur menetas, ciri ciri
telur sudah saya ulas diatas. setelah itu kita wajib memberikan pakan
lebiih banyak untuk anakan. dalam masa ini adalah masa yang rentan.
anakan umur 1 hari s.d 3 hari adalah yang paling rentan, kita harus
yakin bahwa suplai makanan bagipiyik terpenuhi, jika kita tidak memantau
makanan, atau lalai untuk memberikan makanan berlebih, bisa bisa induk
akan membuang anakannya. begitu juga dengan kenyamanan, karena sedikti
gangguan terhadap sarang, maka induk tidak akan mau mengerami anakan,
akibatnya piyik tidak memperoleh kehangatan dari induknya ujung2nya akan
menyebabkan kematian piyik, begitu juga dengan hewan pengganggu,
upayakan sarang senyaman dan seaman mungkin terutama semut, kendala
utama piyik adalah rentan akan semut, ini biasanya yang sering terjadi,
anakan mati dikerubuti semut, saya sendiri pernah mengalaminya.
ini adalah gambar anakan yang baru saja menetas
Untuk
pengangkatan anakan bisa dilakukan pada hari pertama, namun resikonya
kita harus menyiapkan tempat yang hangat dan lampu untuk menghangatkan
anakan karena saat umur 1 s.d 3 hari anakan belum memiliki bulu,
sehingga perlu penghangata ektra, keuntungannya adalah yang pasti
indukan akan lebih cepat produksi. dengan angkat anakan secara dini,
maka kita bisa memantau perkembangan anakan secara penuh.
Yang
sering dan umum dilakukan adalah mengangkat anakan saat umur 5 hari s.d
1 minggu pada saat ini kondisi piyik lebih stabil, bulu sudah mulai
tumbuh sehingga kita tidak perlu lagi memakai lampu untuk
menghangatkannya.
Hindari mengambil piyik lebih dari umur seminggu,
saat itu piyik sudah membuka mata sehingga sudah bisa melihat dan
mengenal indukannya, dan tidak akan mau kita loloh lagi.
nampak anakan yang sudah siap untuk di pisah dan diangkat dari sarangnya. terlihat dari 3 telur hanya 1 yang berhasil menetas
Setelah seminggu piyik diangkat, biasanya indukan betina akan segera bertelur kembali
Namun
saya lebih suka anakan diasuh oleh indukannya, selain pasokan makanan
lebih terjamin, indukan akan mengetahui kapan harus eloloh anakannya dan
komposisi apa yang paling bagus buay piyiknya selain itu anakan jadi
lebih kesat dan lincah, anakan lebih cepat bunyi dan variasi suara yang
banyak karena meniru indukannya, kelemahannya tentu saja proses produksi
menjadi lebih lama. untuk pengangkatan anakan yang diasuh induk juga
relatif lama, minimal 1,5 bulan atau 2 bulan, karena anakan yang diasuh
oleh induk cenderung lebih lama untuk bisa makan sendiri, meskipun itu
adalah pakan serangga. karena anakan terbiasa dan sudah ketergantungan
dengan suapan induk, meski sudah terbang, anakan akan tetap meminta
untuk diloloh induknya. saat induk sudah mulai birahi. dan bertelur
kembali, maka tuga mengasuh dan meloloh anakan digantikan induk jantan,
namn ingat apabila telur sudah menetas, anakan yg ada harus diangkat,
karena akan diusur oleh kedua induknya. serutama induk betina, saat itu
anakan biasanya berumur sekitar 2 bulan.
saat diangkat kita harus mengkondisikan kembali dan melatih anakan untuk bisa makan voer.
anakan
berumur 12 hari, mulai belajar untuk terbang dan keluar dari sarangnya,
saat yang rawan, kondisikan anakan dan berjaga jaga dengan memasukkan
sarang ke dalam sangkar, agar saat piyik belajar terbang, jatuhnya akan
ke sangkar dan tidak keluar terlalu jauh, bahkan jatuh,
anakan umur 3 minggu
Begitu
juga dengan memasang ring. Usahakan memasang ring saat umur seminggu,
saat ini kaki anakan akan pas dengan besar ring. Kurang dari itu, kaki
masih terlalu kecil sehingga menyebabkan rin sering lepas dan resikonya
kaki patah karena kita sering memasukkan ring kembali ke kaki karena
menang ukuran masih terlalu besar. Pemasangan lebih dari seminggu atau
sepuluh hari, kaki sudah terlalu besar, sehingga jika kita memaksa ring
masuk, maka resiko kaki juga bisa patah.
Umur 18 hari s.d 1 bulan
merupakan umur yang paling riskan dan merupakan masa kritis dari
piyikan, pada saat ni piyik sudah mulai aktif dan belajar terbang, piyik
sudah keluar dari sarang dan mulai bertengger ditangkringan, selain itu
juga mulai belajar makan, maka saat ini kita dituntut untuk lebih ektra
merawat. Berikan voer setengah basah untuk piyik belajar makan, selain
itu juga diselingi dengan loloh dan juga campur dengan voer. Karena jika
kita kurang perhatian pada masa ini, piyik akan mudah sakit dan mati.
Selain itu lengkapi pula wadah pakan dengan EF hidup seperti kroto, UK
atau UH dan jangkring dengen ukuran kecil untuk piyik belajar makan.
Yang
biasa terjadi jika kita kurang memberikan porsi pakan adalah, secara
perlahan piyik semakin kurus kaena suplai makan berkurang sementara
energi yg digunakan besar karena mulai aktif, selain itu berak akan
bening dan ada sedikit gumpalan kuning serta terkadang sedikit bercak
darah dan beberapa hari kemudian piyik akan mati.
Setelah masa itu, piyikan melewati masa kritis dan akan segera bisa makan sendiri,
piyik umur 1 bulan. sudah belajar ngeplay
anakan
berumur 1,5 bulan. terkdang sudah ada bulu yang rontok berganti bulu
dewasa, saat ini adalah saat yang baik untuk pemasteran, biasanya pada
masa ini piyik sudah ngeplong dan sering ngeriwik
Umur
mengingak 5 bulan, bulu piyik sudah berganti menjadi bulu dewasa, kita
bisa melihat perubahannya, mental dan suara juga beruha seiring
bergantinya bulu,
saat ini kita bisa mendengar dengan jelas isian isian yang pernah kita masterkan saat masih piyik